Sunday, January 6, 2013

Epilog Samudera Perkasa


Epilog Samudera Perkasa





Madah pujangga :

ranum delima jadi idaman,
sayang terjatuh di dalam reba,
pujangga lama selalu berpesan,
lenturlah buluh dari rebungnya...


celahan reba lalangnya rapat,
sayang basah gerimis melanda,
pujangga jua beri nasihat,
pipit usah kau pipis lada...


gerimis melanda turunnya lebat,
pinggiran desa berkabus samar,
kata pujangga buat azimat,
masih berbisa ular di akar...


hingga ke telok samar cahaya,
terlihat kemudi pukat disangkut,
sematkan elok kias pujangga,
resmi padi elok diikut...


Pesan kekanda:

elok-elok melayar bahtera,
bimbang dibadai ombak bergulung,
elok-elok melayar kata,
bimbang nanti akal terpesong...


elok elok kemudi kapal,
gusar layar carik ditepi,
elok elok biar berakal,
gusar sabar berunggun api...


elok-elok membongkar sauh,
takut terikat di celah karang,
elok-elok fikirkan jauh,
takut diumpat direjam orang...


elok-elok melepas pukat,
mungkin terkoyak robek sejengkal,
elok-elok tika berpakat,
mungkin banyak korban sekapal...


elok-elok di tengah samudera,
ribut melanda tak kira waktu,
elok-elok pimpin keluarga,
jangan ada yang tinggalkan ibu...


Dari kekanda :

bukan mudah mendaki gunung,
berlurah berbatu onak berduri,
bukan susah untuk merenung,
buka pintu hati sendiri...


bukan mudah menyelam lautan,
dasarnya dalam gelap gelita,
bukan susah bina ikatan,
ikhlas kau sulam kasih kau cipta...


bukan mudah terbang di awan,
dipanah mentari guruh berdentum,
bukan susah hendak berkawan,
bersihkan hati sayang berkuntum...


bukan mudah menggapai bulan,
dipagar bintang seribu kejora,
bukan susah menjadi tauladan,
sombong kau buang elokkan bicara...


Rahsia buat dinda.

selembut air bisa menghakis batu...
selembut ombak bisa merubah pantai..
selembut bayu bisa menggugur daun...

namun pabila hati yang lembut menjadi keras... seikhlas mana pun tak bisa mencair.....

No comments:

Post a Comment